Thursday, March 29, 2007

Nafsu Besar Belum Tentu Hiperseks

SEPERTI tekanan darah, libido juga punya tensi. Terlalu rendah atau kelewat tinggi sama-sama bisa menimbulkan masalah.

Seorang istri mengeluh karena merasa suaminya mengidap hipersek. Tiap hari minta jatah. Meski ditolak tetap nekat. Menurut pakar seksologi, orang yang memiliki libido tinggi akan menempuh segala cara agar bisa melakukan hubungan seksual.

Problem semacam ini sekarang banyak terjadi di masyarakat. Setidaknya bisa dilihat dari banyaknya istri (kadang suami) yang berkonsultasi di media massa tentang persoalan nafsu seksual pasangannya yang dinilai kelewat batas.

“Suami saya hiperseks. Saya betul betul capek melayani nafsu seksualnya” keluh seorang istri. “Apakah istri saya menderita hiperseks? Saya sampai kewalahan di atas ranjang” keluh seorang suami di rubrik konsultasi yang lain.

Kita sering terburu-buru menilai bahwa pria yang nafsu seksualnya tinggi sebagai pengidap hiperseks. Padahal, dalam ilmu kedokteran hiperseks adalah sebuah kelainan yang boleh dibilang cukup serius. “Kondisi tersebut tidak selalu hiperseks” kata dr. Arman Adikusumo, Sp.KJ (K), psikiater FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo.

Frekuensi hubungan seksual pasutri sangat relatif dan berbeda antarpasangan. Umumnya, pasutri melakukan hubungan 2 - 3 kali seminggu. Namun, ini bukan angka statistik yang menunjukkan normal-tidaknya frekuensi hubungan intim.

Tidak sedikit pasutri yang melakukannya sebulan sekali, dua minggu sekali, atau bahkan hampir tiap hari. Ini semua masih dalam batas normal.

Arman mengibaratkan pola hubungan seksual pasutri sebagai sepasang roda gerobak. Gerobak akan bisa berjalan seimbang jika ukuran kedua rodanya sama.

Tidak masalah, apakah keduanya sama-sama kecil atau sama-sama besar. “Asal masing-masing pasangan bisa mengimbangi. Selama tidak ada keluhan dari salah satu pihak, berarti tidak ada masalah” katanya.

Dikatakan, dalam konteks medis, hiperseks termasuk kelainan perilaku alias gangguan jiwa. Biasanya dikenal sebagai compulsive sexual behaviour (perilaku seksual yang berlebihan). Kadang disebut juga erotomania. Jika terjadi pada perempuan disebut nymphomania.

Pengidap gangguan ini terobsesi sedemikian hebat terhadap kepuasan seksual. Mereka selalu berusaha merealisasikan obsesinya. Kalau tidak puas dengan istri, mencari di luar. Jika nafsunya tak terlampiaskan, ia mengalami stres berat.

INTIM

Repotnya Ngeseks Bagi Penderita Penyakit

SEKS itu mengasyikan. Tapi betapa repot dan sengsaranya kalau ternyata seseorang menderita penyakit dan menghambat aktivitas seksual. Bisa dipastikan,penyakit tersebut bakal mempengaruhi kualitas hubungan seksual. Sakit jantung,diabetes, asma, rematik, hingga hipertensi, merupakan penyakit-penyakit yang sangat mengganggu hubungan intim. Menurut, Dr Benjamin Lukito SpPD, seksolog sekaligus ahli penyakit dalam,

orang akan sangat terganggu berintim ria jika dia kena penyakit jantung.

“Sebetulnya, aktivitas seksual pada dasarnya sama saja dengan olahraga. Kerja jantung jadi lebih berat karena harus memompa darah lebih cepat. Meski terdengarmenyeramkan, bukan berarti penderita sakit jantung tak boleh beraktivitas seksual. Yang diwanti-wanti untuk menghindari aktivitas ini di antaranya mereka yang telah dinyatakan gagal jantung atau mengalami kebocoran jantung stadium parah,” papar Benjamin, dari Klinik Siloam Gleneagles, Jl Sisingamangaraja, ditemui Senin lalu.

Tentu saja, lanjut Benjamin, kondisi tubuh setiap individu tidak sama. Bila

diduga jantungnya bermasalah, tak ada salahnya untuk memastikan terlebih dulu ke

dokter jantung. Dengan tes treadmill akan diketahui apakah yang bersangkutan

bisa melakukan aktivitas seksual seperti orang normal, perlu ada pembatasan,

atau bahkan tidak boleh sama sekali. “Jika mau melakukan hubungan seks,

penderita jantung sebaiknya memastikan tubuh dalam keadaan sehat. Bila dirasa

ada masalah, jangan memaksakan diri. Lalu, segera hentikan aktivitas seksual

bila mulai muncul gangguan, semisal detak jantung terasa tidak teratur, muncul

rasa sakit yang sangat di bagian dada dan sebagainya. Dan untuk mencapai

kepuasan bersama, pasangan yang sehat dianjurkan berperan lebih aktif,”

terangnya.





Di samping penyakit jantung, Benjamin juga menyorot penderita diabetes. Masalah

umum yang menyertai penderita Diabetes Militus (DM) adalah disfungsi ereksi. Hal

ini disebabkan adanya gangguan pembuluh darah dan saraf pada organ-organ seksual.

Meski demikian tidak semua penderita DM akan mengalaminya. Selama kadar gula

darah tetap terkontrol, hal ini dapat dihindari. Secara teori memang

dimungkinkan terjadinya penurunan kadar gula darah secara drastis (hipoglikemi)

karena aktivitas seksual, namun pada praktiknya hal ini jarang terjadi.


Penderita DM dengan gula darah yang terlalu tinggi (di atas 250 mg) atau terlalu

rendah (kurang dari 100 mg) disarankan tidak melakukan aktivitas berat, termasuk

aktivitas seksual. Pada kondisi ini biasanya gairah seksual pun mengalami

penurunan.


“Penderita DM perlu kontrol gula darah secara teratur untuk mempertahankan

fungsi seksual, baik dengan cara diet maupun olahraga. Juga segarkan diri dengan

air putih setelah beraktivitas seksual, meski minuman bersoda mungkin terasa

lebih nikmat. Jangan lupa, bila dilakukan secara wajar, penetrasi tidak akan

menyebabkan luka yang berbahaya bagi penderita DM,” kata Benjamin.





Dokter yang juga buka praktik di Lippo Karawaci Jakarta ini bilang, orang yang

menderita hipertensi, rawan stroke jika berhubungan badan. Pada dasarnya

penderita hipertensi harus berhati-hati saat melakukan aktivitas seksual.

Seperti halnya aktivitas berat lain, aktivitas seks penderita hipertensi dapat

memacu naiknya tekanan darah. Tak ada salahnya untuk memastikan terlebih dahulu

berapa tekanan darah Anda sebelum berhubungan intim.


“Masalahnya, kenaikan yang terjadi saat melakukan hubungan seksual tidak akan

terdeteksi. Padahal kenaikan tekanan darah secara drastis akibat aktivitas berat

dalam waktu singkat adalah pecahnya pembuluh darah yang berujung stroke. Meski

angka kejadiannya tidak banyak, sebaiknya catatan mengenai hal ini jangan

diabaikan. Khusus bagi mereka yang memiliki tekanan darah mencapai 240/130,

tidak dianjurkan melakukan aktivitas seksual. Angka tertinggi yang dianggap

relatif aman adalah bila tekanan darah mencapai 150/90,” kata Benjamin.


Untuk penderita hipertensi, Bejamin mempunyai kiat, yakni yang bersangkutan

harus memastikan tekanan darah sedang stabil saat beraktivitas seksual. Juga,

melakukan pemanasan yang cukup untuk menghindari naiknya tekanan darah secara

tiba-tiba. Sudahi kebersamaan dengan cooling down berdua. Serta, jangan memaksa

diri untuk melakukan aktivitas seksual melebihi kapasitas sekadar ingin dipuji

perkasa. Apalah artinya pujian kalau akhirnya berakibat fatal.


Bagi penderita asma, perlu pula berhati-hati saat berhubungan intim. Meski pada

prinsipnya hubungan seks bukanlah pantangan bagi penderita asma. Kecuali

serangan asmanya digolongkan ke dalam exercise injure asma alias serangan asma

terjadi saat seseorang melakukan aktivitas berat. Sayangnya, aktivitas seksual

termasuk dalam kategori ini karena napas yang terpacu lebih cepat guna memenuhi

suplai oksigen dapat menyebabkan munculnya gangguan pada saluran napas.


“Kuncinya, jangan lupa awali dengan pemanasan dan sudahi dengan cooling down,

serta nikmati aktivitas ini hingga tubuh lebih rileks. Meski jarang, segera

hentikan bila muncul serangan,” tegas Benjamin.





Sedang untuk penderita rematik, Benjamin bilang, tak perlu khawatir benar. Sebab

rematik memiliki spektrum yang sangat luas. Tidak semua rematik akan mengganggu

hubungan intim suami-istri. Rematik di jari-jari tangan, tentu saja tak sampai

mengganggu aktivitas seksual. Sebaliknya, bagi penderita ostereo astritis yang

mengalami peradangan sendi akibat proses penuaan yang membuat tulang-tulang

tubuhnya mengalami kekakuan, tentu akan menghadapi masalah saat berintim-intim.

“Makanya, kiat berintim-intim bagi penderita rematik harus diperhatikan. Seperti

memastikan memilih posisi yang aman. Hindari bertumpuan pada bagian-bagian tubuh

yang sudah terkena rematik. Ada baiknya konsultasikan ke dokter bila terjadi

masalah pada persendian setelah berhubungan seksual,” kata Benjamin.


Seks itu fun jadi kita memang perlu bertindak tidak terburu-buru. Jadi

nikmatilah, meski kita didera penyakit...

Bikin ’Bete’ di Tempat Tidur

DISADARI atau tidak, terkadang ada pria yang maunya bersopan-santun saat bercinta tapi malah bikin ‘bete’ wanita pasangannya.

Misalnya, minta izin ketika hendak ‘melakukan sesuatu’. Tampaknya sopan, tapi ini bisa merusak mood. Seorang pria mustinya tahu mood pasangan hanya dengan menatap matanya, atau memberi sedikit sentuhan. Bila pasangan menerima dan merespons rangsangan, itu pertanda dia telah siap melakukan yang lebih jauh. Jadi, tak perlu ditanya atau minta izin lagi.

Terkadang, setelah lama membina kebersamaan, keadaannya tidak semesra dan sehangat pada masa-masa awal menjalin hubungan. Jika ingin mempertahankan keharmonisan, cobalah untuk selalu menciptakan suasana segar yang menyenangkan. Caranya, kalau biasanya anda menghabiskan 15 menit untuk foreplay, cobalah 15 menit lagi untuk foreplay berikutnya. Dengan cara itu pasangan akan merasa dimanjakan.

Umumnya wanita akan setuju dengan pendapat bahwa hubungan intim tanpa kemesraan akan menjemukan. Tidak seorang wanita pun ingin diperlakukan seperti itu. Jangan mengabaikan fakta tersebut, meskipun pasangan anda itu dingin, tetap saja dia menginginkan kepuasaan yang disertai kenyamanan dan kesenangan. Mewujudkan apa yang selama ini menjadi fantasi anda dan pasangan. Jangan sungkan, toh hanya ada kalian berdua di dalam kamar.

CUKUR PUBIC Antara Trend dan Kesehatan

DISADARI atau tidak, frame cantik yang sempurna telah diciptakan oleh industri media, layaknya boneka barbie yang memiliki tubuh langsing, berkulit putih, dan berwajah tanpa noda. Tak hanya memburu kecantikan fisik, organ vital pun dipermak. Yang lagi trend, cukur pubic alias rambut kemaluan. Dan ternyata tak sekadar trend saja, karena cukur pubic juga untuk menjaga kesehatan area vital dan-mungkin-menjadi daya tarik seksual.

Di Impressions Body Care misalnya, ada program yang namanya Bikini Line. Program ini bertujuan mencerahkan warna kulit di ketiak ataupun pangkal paha, sekaligus membentuk pubic hair sesuai dengan keinginan konsumennya, mau berbentuk hati atau dibersihkan sama sekali. “Kalau di Jakarta program ini sudah dikenal banyak. Di sini meski baru dua tahun, namun banyak yang minta, bahkan harus antre,” ujar Koentiatri, Manajer Impressions Yogyakarta.

Cukur pubic memang bagus pula untuk kesehatan, makanya butuh perawatan dan cukur rambut kemaluan termasuk perawatan organ intim. “Perawatan yang optimal akan menjadikan tubuh wanita tetap sehat dan terjaga keindahannya,” ujar Dr Putri Utami Dewi, terapis kecantikan, Senin lalu.

Apalagi vagina merupakan bagian tubuh paling sensitif, yang memerlukan pengetahuan yang cukup untuk merawatnya. Permasalah organ intim muncul diakibatkan salah perawatan maupun hubungan seks dengan banyak pasangan. Berkat kemajuan teknologi dan produk perawatan yang makin berkwalitas masalah seputar vagina mulai bisa diatasi. Munculnya keputihan, bau tak sedap, gatal-gatal ini menandakan pada organ vagina yang tidak terawat.

Kasus paling sering terjadi pada rambut kemaluan adalah jamur. Jamur dapat tumbuh dengan mudah bila rambut vagina terlalu panjang dan banyak. Pubic yang terlalu panjang dan banyak selain menutup bibir atas vagina tampak kurang sehat dan cantik, karena bisa sebagai sumber iritasi. “Untuk itu, hindari rambut vagina yang tumbuh terlalu lebat. Tapi jangan terlalu pelontos karena akan menghilangkan daya tarik sensualnya,” terang Putri.

Dokter Putri menjelaskan, iritasi pada vagina ditandai dengan kulit meradang, merah, terasa gatal, panas, perih dan bengkak. Biasanya disebabkan keringat berlebihan terlambat mandi, gesekan pakaian dalam yang ketat dan garukan kuku. Masalah ini juga bisa timbul karena terobsesi ingin selalu bersih hingga kebanyakan menggunakan sarana pembersih organ intim. Iritasi juga bisa terjadi bila mencuci organ intim dengan air panas, mempergunakan sabun yang berlebihan, atau pun menggunakan kompres larutan obat yang terlalu pekat.

Menurut Putri, pubic hair sebetulnya secara alami menjaga vagina, karena memiliki pelindung yang disebut Ph derajat keasaman. Pada umumnya Ph derajat keasaman pada vagina yang normal adalah 3,5 sampai 4,5 Ph. Ph ini bisa rusak dan menimbulkan berbagai keluhan seputar vagina bila cara merawatnya salah. Misalnya, vagina yang kelewat sering dibersihkan dengan sabun atau ramuan rempah pewangi bisa merusak Ph-nya. “Keseringan mencukur pubic juga tidak baik, karena vagina menjadi tak terjaga. Apalagi jika wanita tersebut mempunyai bakat berkeringat,” kata Putri.

Untuk perawatan sehari-hari usai buang air, sebaiknya pubic sekaligus vagina dibersihkan dengan air yang bersih dan dikeringkan dengan tisu. “Arah mencuci sebaiknya dilakukan bukan mengarah ke anus. Tampak sepele memang, namun bila salah ini dapat merusak ph karena tangan yang dipergunakan membersihkan vagina itu menyentuh anus hingga ada kontaminasi yang justru mampu merusak ph vagina. Usai dicuci harus dikeringkan kalau basah dan lembab bisa merangsang tumbuhnya jamur,” terangnya lagi.

Namun di sisi lain, kata Putri, jika seorang wanita kena penyakit pada organ vital dan telah diobati namun tidak kunjung sembuh, harus ada beberapa tindakan. “Segeralah cukur habis rambut kemaluan, olesi salep tipis dan merata. Jangan membasuh dengan air panas atau air di toilet umum. Bila ada luka bilaslah dengan air aquades karena lebih steril dan tidak mencemari luka radang. Keringkan dengan tisu kering yang terjamin kebersihannya bila usai buang air. Jika terasa gatal, jangan digaruk lebih baik dikompres dengan air es,” tandas Putri.

Wanita Sulit Mencapai Orgasme

DIPERKIRAKAN 75 persen wanita tidak pernah mencapai orgasme selama berhubungan intim dengan pasangannya. Menurut penelitian, ada tiga faktor penyebabnya. Yakni, fisik, medis dan pikiran.

Umumnya penyebab fisik adalah kurangnya rangsangan cukup terhadap klitoris. Sebagian besar wanita membutuhkan sentuhan langsung untuk mencapai orgasme. Penyebab fisik paling umum, karena kelelahan. Karena itu, pada saat badan lelah jangan dipaksakan untuk berhubungan intim, karena prioritas yang dibutuhkan tubuh pada saat seperti itu hanyalah istirahat tidur, bukan hubungan seks.

Bagaimana dengan penyebab medis?

Kita tahu, ada sejumlah penyakit yang dapat menyebabkan penderita mengalami kesulitan mencapai orgasme. Umumnya mereka penderita vascular, neurolog atau kelainan yang diakibatkan kekurangan hormon.

Kesulitan orgasme ini sering terjadi akibat efek samping pengobatan tertentu, terutama operasi pelvic yang dapat mengakibatkan kerusakan saraf dan kehilangan sensasi.

Kalau sulit orgasme karena pikiran, terutama disebabkan tersumbatnya pikiran oleh berbagai masalah. Entah itu masalah pekerjaan atau masalah rumah tangga yang menyebabkan terganggunya emosi. Untuk berhubungan seks yang membahagiakan memang harus dibarengi sikap yang santai, bebas dari masalah.